Keistimewaan air wudlu

Junaid Al Baghdadi


Di kota Baghdad, terdapat seorang 'alim shufi,

Junaid al Baghdadi, namanya terkenal dalam gema budi.

Sakit matanya datang, menghampiri dirinya,

Seorang dokter dipanggil, harapkan kesembuhan segera.


"Dilarang air menyentuh mata," katanya tegas,

Namun Junaid tak gentar, hatinya penuh keyakinan teguh.

Sebelum tidur, dua rakaat shalat istiqomah dijalani,

Ridho Allah dihatinya, tak ingin ketinggalan.


Tak peduli resiko, sakit yang datang menghampiri,

Kedua rakaat shalatnya tak ingin dia tinggalkan demi dunia fana ini.

Air wudhu yang diambil, mendahului rasa sakitnya,

Mengabdi pada Sang Pencipta, ia tulus beribadah sepenuh hati.


Dan tatkala pagi tiba, ajaib terjadi dalam hatinya,

Rasa sakit tak lagi menyiksa, matanya kini berseri.

Mendengar suara tanpa wujud, hatif berkata dengan lembut,

"Junaid berani mengorbankan, untuk ridho-Ku ia berbuat."


Demi semangat Junaid, sungguh mulia dan ikhlas,

Walaupun orang-orang maksiat, tak setara dengan keihklasannya.

Berkata hatif tanpa wujud, bukanlah suatu mimpi belaka,

Ridho-Nya tak terbilang, rahmat-Nya menyentuh jiwa.


Dokter mata terheran, tak percaya yang telah terjadi,

Matanya yang sembuh, bukan obat yang diharapkan.

"Inilah obat dari Tuhan, yang maha kuasa," ujarnya tercengang,

"Akulah yang sakit mata (hati), kau adalah dokter yang sesungguhnya."


Tersentuh hati dokter, oleh kasih dan ilmu yang ada,

Syahadat terucap, Islam hadir dalam dirinya.

Kisah hikmah Islami, dari Junaid yang penuh ketulusan,

Menyinari dunia, mengajak kejernihan iman dalam pengabdian.


Penjelasan:


Puisi "Junaid Al Baghdadi'" adalah kisah yang mengisahkan tentang seorang 'alim sufistik bernama Junaid al Baghdadi di kota Baghdad. Dalam puisi ini, Junaid mengalami sakit mata dan dipanggil seorang dokter. Namun, meskipun dilarang air menyentuh matanya, Junaid tetap penuh keyakinan dan menjalani shalat istiqomah sebelum tidur, mengabdi sepenuh hati pada Sang Pencipta.


Demi ridho Allah, Junaid rela menghadapi risiko sakit untuk tidak meninggalkan shalatnya. Keikhlasan dan kesetiaan Junaid pada ibadahnya membuatnya mendapatkan kesembuhan ajaib pada pagi harinya. Dia mendengar suara tanpa wujud yang menyatakan bahwa kesembuhannya adalah anugerah karena ia berani mengorbankan untuk ridho Allah.


Kisah ini menginspirasi seorang dokter mata yang merawatnya, yang tersentuh hatinya oleh kasih dan ilmu yang ada pada Junaid. Dokter tersebut mengucapkan syahadat dan mengakui bahwa Junaid adalah dokter sesungguhnya, karena ia menyembuhkan hati dokter tersebut dan membawanya pada jalan keimanan.


Puisi ini memperlihatkan nilai-nilai Islam, keikhlasan, keteguhan iman, dan pengabdian yang mengajak untuk mencari kejernihan iman dalam pengabdian kepada Sang Pencipta.


اللهم 

صل على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menggapai Ketenangan

Keistimewaan Al-Qur'an

TPQ #ungkapan kepada sang guru TPQ