Isro' mi'roj

 Cinta Sang Nabi



Puisi "Cinta Sang Nabi" mengisahkan  malam Mi'raj, saat Rasulullah mencapai Arsy Ar-Rahman, dan bagaimana beliau merasakan ketakutan dan kecintaan pada Tuhan. Puisi ini juga menyentuh mengenai perbandingan cinta Nabi Muhammad ﷺ dan Nabi Musa terhadap Allah. Rasulullah dicatat sebagai Kekasih Allah, karena ketulusan dan kecintaannya pada umat manusia. Meskipun memiliki kekuatan untuk meminta apa pun, Rasulullah memilih hanya meminta untuk umatnya, karena cintanya yang mendalam pada mereka.


Dalam cinta-Nya pada umat manusia, terpancarlah cinta-Nya pada seluruh umat manusia. Puisi ini mengekspresikan harapan agar cinta kita pada Allah dan Rasul-Nya senantiasa membimbing kita menuju kesucian dan keberkahan. Selamatkan semoga kita mendapat cinta Allah dan Nabi-Nya yang penuh dengan rahmat dan kasih sayang. Amin.


"Cinta Sang Nabi" 

Di malam Mi'raj, Rasulullah mencapai Arsy Ar-Rahman,

Mau melepas sandal, hatinya bergetar merindu Tuhan.

Allah berseru, bertanya mengapa sandal hendak terlepas,

Beliau khawatir diusir dari kebesaran-Nya, tak ingin terlupas.


Ingatan tentang Musa terlintas dalam pikiran Rasulullah,

Bagaimana teguran dirasakannya, khawatir itu menghantuinya.

Namun Allah berfirman dengan lembut, membelai kalbu sang Nabi,

Kamu lebih dari sekadar dicari, kamu sangat di-Kasihi.


Musa mencintai-Nya, tapi Muhammad ﷺ mendapat Cinta-Nya,

Tak perlu ragu lagi, Rasulullah adalah Kekasih-Nya.

Allah yang Maha Mendengar dan Mengabulkan,

Meminta apa saja, pasti Allah akan memberikannya dengan tulus dan ikhlas.


Namun Rasulullah bukanlah pribadi yang serakah,

Tak meminta bagi dirinya, untuk keluarganya pun tak bernafsu tuk mewah.

Beliau dengan tulus berkata, "Hanya Umatku yang kuharapkan",

Karena beliau mencintai umatnya, lemahnya, hatinya selalu terpaut padanya.


Allah pun tersenyum melihat cinta sang Nabi pada umatnya,

Hati-Nya penuh dengan kelembutan, cinta-Nya takkan pernah terpatahkan.

Hari Kiamat dibagi menjadi dua, karena doa sang Nabi yang suci,

"Allahumma Ummati, Allahumma Ummati," terus terucap penuh haru dan peluk kasih.


Wahai Nabi yang penuh dengan rahmat dan keberkahan,

Cintamu pada umatmu tak tertandingi, tak terduga sekalipun musibah datang menghadang.

Allah berkata, "Inilah Rahmat-Ku, untukmu dan untuk Umatmu",

Hati-Nya melembut, tersentuh oleh doa sang Kekasih, Nabi yang paling Mulia.


اللّٰهُمَّ حَبِّبْنِي إِلَى حَبِيْبِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ


Dalam cinta-Nya padamu, wahai Nabi, terpancarlah cinta-Nya pada seluruh umat manusia. Semoga cinta kita pada Allah dan Rasul-Nya senantiasa membimbing kita menuju kesucian dan keberkahan. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menggapai Ketenangan

Keistimewaan Al-Qur'an

TPQ #ungkapan kepada sang guru TPQ