Cukup Alloh saksinya

Di dalam keheningan malam yang sunyi,

Kata-kata Ilahi terdengar merdu berpadu,

"Dia yang Mahakuasa berkata dengan tegas,

Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu."


Sejuta bintang menerangi langit biru,

Saksi bisu kebesaran-Nya yang tiada terhingga,

Kita, makhluk-Nya yang rapuh dan lemah,

Menyadari hadirat-Nya yang penuh kasih.


Dalam diam, Kitab suci merentangkan kebijaksanaan,

Hanya Dia yang memiliki pengetahuan yang tak terhingga,

Ia meliputi segala rahasia dan kebenaran,

Serta mengungkapkan jalan hidup yang membawa ke surga.


Dalam setiap langkah, dalam setiap hembusan nafas,

Allah menjadi saksi yang setia dan abadi,

Dia menyaksikan perjalanan kita, kisah kita,

Dengan penuh pengasih, Dia menghadirkan cahaya-Nya.


Hadirkanlah-Dia dalam hati yang penuh keyakinan,

Rangkul cahaya-Nya dengan segala keluhuran batin,

Berjalanlah dengan penuh kesabaran dan keteguhan,

Sebab Dia, Yang Mahakuasa, tetap menyaksikan kita.


Biarlah cahaya-Nya menuntun jejak langkah kita,

Biarlah Kitab-Nya menjadi panduan abadi,

Ketika kita tersesat dalam kerumitan dunia,

Kita akan menemukan jalan kembali ke fitrah kita.


Allah, Yang Maha Mengetahui, Yang Mahabijaksana,

Saksi-yang abadi di antara kita 

Dalam kehidupan yang singkat ini, marilah kita berjanji,

Hidup dalam kehendak-Nya dan berjalan di jalan-Nya yang lurus.


Cukuplah Allah sebagai saksi setiap langkah kita,

Ketika kita mencari cinta dan kebenaran sejati,

Dalam kebersamaan, dalam kesepian kita berdoa,

Biarlah-Dia menjadi saksi setiap kalimat puisi ini.


Demi-Dia, kita hadir di dunia yang fana,

Biarlah Dia menyaksikan hati kita yang tulus,

Melalui kata-kata yang terpahat dalam puisi ini,

Cukuplah Allah sebagai saksi antara aku dan kamu.


Penjelasan:

Puisi di atas menggambarkan tentang hubungan manusia dengan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam suasana keheningan malam yang sunyi, kata-kata Ilahi terdengar merdu dan menyatu dengan kebesaran-Nya yang tak terhingga. Dalam keindahan langit yang diterangi jutaan bintang, kita menyaksikan keagungan-Nya sebagai saksi bisu yang mengawasi segala sesuatu.


Puisi ini menekankan bahwa kita, sebagai makhluk-Nya yang rapuh dan lemah, menyadari hadirat-Nya yang penuh kasih dan kebijaksanaan. Kitab suci mengungkapkan pengetahuan-Nya yang luas dan mengarahkan kita pada jalan hidup yang membawa kebahagiaan abadi.


Dalam setiap langkah hidup, dalam setiap hembusan nafas, Allah menjadi saksi setia dan abadi yang mengawasi perjalanan kita. Ia melihat dan memahami kisah hidup kita dengan penuh kasih sayang. Oleh karena itu, kita diingatkan untuk membawa-Nya dalam hati dengan keyakinan, serta merangkul cahaya-Nya dengan keluhuran batin.


Dalam perjalanan hidup yang penuh tantangan, kita diminta untuk berjalan dengan kesabaran dan keteguhan, mengikuti kehendak-Nya yang Maha Kuasa. Ketika kita tersesat dalam kerumitan dunia, Allah adalah saksi yang akan membimbing kita kembali ke jalan kebenaran dan fitrah kita.


Allah, Yang Maha Mengetahui dan Mahabijaksana, menjadi saksi abadi di antara kita. Kehadiran-Nya menjadi penuntun dalam mencari cinta dan kebenaran sejati. Ketika kita berdoa, baik dalam kebersamaan maupun kesepian, Dia akan menjadi saksi setiap kalimat yang terukir dalam puisi ini.


Puisi ini juga mengajak kita untuk berjanji hidup dalam kehendak-Nya dan menjalani kehidupan dengan penuh ketulusan. Allah adalah saksi setiap langkah kita, saksi hati kita yang tulus, serta saksi kesucian batin kita. Dalam kefanaan dunia ini, kita berharap agar Allah selalu hadir sebagai saksi dalam hidup kita, mengarahkan kita pada jalan kebahagiaan dan kebenaran sejati.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menggapai Ketenangan

Keistimewaan Al-Qur'an

TPQ #ungkapan kepada sang guru TPQ