Sholat lima waktu
Di balik pintu kesucian tajam huruf-huruf merayu,
Allah berfirman, "Shalat menjadi wajib bagi para mukmin,
Ditetapkan waktu-waktu untuk menjalankannya dengan penuh taqwa."
Bulan diliputi cahaya, sujudlah di bumi dan langit,
Bimbingan Rasulullah menjadi pedoman bagi umat-Nya,
"Sholat lima waktu ditulis oleh Allah untuk hamba-Nya,
Barangsiapa datang dengan sempurna tanpa mengurangi sedikitpun,
Taat pada hak-haknya, baginya janji surga nan abadi.
Namun, bagi yang meremehkan, tak sadar akan nilai,
Tidak membawa sholatnya, padahal lima waktunya diatur,
Tak ada janji di sisi Allah, untuknya azab mungkin menanti,
Atau jika Allah menghendaki, masuklah
ia dalam syurga yang disucikan.
Seumpama air sungai yang segar dan berlimpah,
Sehari lima kali menyusuri gerbangnya si penjelajah,
Tanyakanlah, apa yang tersisa dari kotoran di tubuhnya?
Takkan ada, demikianlah salat membersihkan sejernih air dari dasar hati.
Begitu pula salat lima waktu membersihkan dosa,
Seperti aliran deras yang mengalirkan debu-debu jiwamu,
Jangan remehkan sholat, jadikanlah cintamu padanya mengalir,
Agar hatimu suci, tak bersisa noda-noda hitam.
Kala doa-doa merajut langit dan bumi,
Bangunlah menghadap-Nya, sujud penuh khusyuk dan rendah hati,
Cahaya keimanan menerangi setiap langkah,
Dan janji-Nya mengalirkan limpahan rahmat dan ampunan.
Bersujudlah dengan penuh kesadaran dan keyakinan,
Seperti air sungai yang terus mengalir tanpa henti,
Laksanakanlah sholat, sucikan hati dan jiwa,
Agar bahagia dunia akhirat, kebahagiaan yang abadi.
Penjelasan:
Puisi di atas memuja keindahan dan pentingnya salat (shalat) dalam agama Islam. Puisi tersebut menggambarkan salat sebagai kewajiban bagi para mukmin dan ditetapkan waktu-waktunya untuk dijalankan dengan penuh taqwa (kesalehan).
Penulis puisi menyampaikan bahwa salat merupakan bimbingan dari Rasulullah yang menjadi pedoman bagi umat-Nya. Salat lima waktu ditulis oleh Allah sebagai janji surga bagi mereka yang menjalankannya dengan sempurna dan taat pada hak-haknya.
Puisi ini juga memberikan peringatan bagi mereka yang meremehkan salat dan tidak menjalankannya dengan baik. Bagi mereka yang mengabaikan salat, tak ada janji dari Allah, dan mungkin menanti azab. Namun, jika seseorang menghadiri salat dengan penuh ketaatan, ia berhak atas syurga yang disucikan.
Salat diibaratkan seperti air sungai yang segar dan membersihkan sejernih air dari dasar hati. Melalui salat, dosa-dosa dihapuskan dan hati menjadi suci tanpa noda hitam. Salat adalah cara untuk membersihkan jiwa dan mendapatkan rahmat serta ampunan dari Allah.
Pengarang mengajak untuk melaksanakan salat dengan kesadaran dan keyakinan seperti air sungai yang terus mengalir. Dengan begitu, hati dan jiwa akan suci, dan kebahagiaan dunia dan akhirat akan tercapai, menjadi kebahagiaan yang abadi.
Komentar
Posting Komentar