10 hari bulan Dzulhijah

Dzikir dan Keberkahan


Di sepuluh hari yang agung Dzul Hijjah, 

Kebaikan bertaburan, amallah berkah. 

Bersujud, bertakbir, dan dzikir rutin, 

Membawa hati dekat kepada Yang Maha Esa.


Baqiyatus sholihat, dzikir yang mulia, 

Subhanallooh, wal hamdulillah, walloohu akbar. 

Simpanan surga, tersimpan di dalamnya, 

La haula wa la quwwata Illa Billah, hati semakin merdu.


Takbir bergema, dalam bilangan malam dan waktu, Laailaahaillallooh, mengisi hati dengan cinta-Nya. 

Sepuluh hari berharga, hikmah tiada terhingga, 

Subhanallooh sejumlah ciptaan di langit dan bumi.


Tali silaturahim, dicengkram erat di masa ini, 

Menyambung kasih, menyatukan hati. 

Orang tua, penuh berkah di hari suci, 

Menggembirakan mereka, menggapai keridhaan-Nya.


Di bulan Dzul Hijjah, sujud dan tahlil memenuhi, 

Takbir dan tahmid, menguatkan iman dalam jiwa. 

Lantunan dzikir, penuh hikmah dan barakah, 

Membawa cinta dan kasih, meraih ampunan-Nya.


Oh, sepuluh hari mulia, tiba saatnya merenung, 

Mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. 

Bersujud dalam syukur, bertakbir dalam cinta, 

Menghadirkan hati, menghambakan diri.


Di 10 hari pertama Dzul Hijjah, tuntunlah langkah, 

Raih keberkahan, penuh rahmat dari Yang Maha Kuasa. 

Dzikir dan tali silaturahim, menyatukan umat, 

Menggapai harapan, mencapai ridha-Nya abadi.


Penjelasan:

Puisi "Dzikir dan Keberkahan" menggambarkan keutamaan dan keberkahan dalam sepuluh hari agung Dzul Hijjah, bulan suci dalam agama Islam. Dalam bulan ini, kebaikan banyak berlimpah, dan berbagai bentuk ibadah seperti bersujud, bertakbir, dan dzikir rutin dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.


Penulis menekankan pentingnya dzikir yang mulia, yaitu memuji Allah dengan mengucapkan "Subhanallooh, wal hamdulillah, walloohu akbar." Dzikir ini dianggap sebagai harta yang tersimpan di surga dan membuat hati menjadi lebih tenang dan indah. Takbir dan kalimat "Laailaahaillallooh" juga mengisi hati dengan cinta kepada Allah.


Sepuluh hari berharga ini penuh dengan hikmah tak terhingga, dan kebesaran Allah tercermin dalam segala ciptaan-Nya di langit dan bumi. Masa ini juga dijadikan waktu untuk menjalin tali silaturahim dan menyatukan hati, khususnya dengan orang tua yang membawa berkah dan kesenangan.


Pada bulan Dzul Hijjah, sujud dan tahlil dilakukan dengan penuh semangat, menguatkan iman dalam jiwa. Dalam lantunan dzikir yang penuh hikmah dan barakah, terpancarlah cinta dan kasih serta meraih ampunan-Nya.


Sepuluh hari mulia ini dijadikan waktu untuk merenung dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Penulis mengajak untuk bersujud dalam rasa syukur dan bertakbir dalam cinta kepada Tuhan, sehingga hati menjadi tunduk dan menghambakan diri pada-Nya.


Pada akhirnya, penulis mengajak untuk mengikuti langkah-langkah keberkahan dalam sepuluh hari pertama Dzul Hijjah dan berharap agar seluruh umat bisa bersatu dalam dzikir dan tali silaturahim. Puisi ini mencerminkan harapan untuk mencapai ridha-Nya yang abadi melalui amal ibadah dan kebaikan selama bulan suci tersebut.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menggapai Ketenangan

Keistimewaan Al-Qur'an

TPQ #ungkapan kepada sang guru TPQ