Sholatlah yang sempurna

Di waktu yang tersirat, terpampang indah

Doa-doa terhampar, suci nan sujud

Dalam heningnya, mesra dengan waktu

Bersujudlah, tuluslah, alam pun berbisik


Pada tiap waktu yang diangkasa terukir

Sujudlah hamba, dalam khidmat cinta

Wudhu suci mengalir, meresapkan fitrah

Dalam setiap tetesnya, nur menyala-nyala


Rukuk pun tuntas, dalam kerendahan hati

Tunduk merendah, menghadap Sang Pencipta

Dan saat bersujud, khusyuk memohon

Sejuta harapan, dalam palungan doa


Di sana terhampar, dalam penuh keputusasaan

Takdir yang suram, tangan yang letih

Melewatkan waktu, doa terlupakan

Dalam kelalaian, lenyapkan hikmah


Dalam suramnya, gelap pekat mencekam

Tak ada cahaya, hanya kesesatan

Berteriak meratap, kesesatan menghampiri

Dalam kebingungan, jiwa pun teriris


Namun, dalam takdir-Nya tergenggam

Kemampuan hamba, memilih jalan hidup

Bersujud atau terlunta, merajut takdir

Hikmah terhampar, bijak menghadapi


Jangan biarkan, waktu lepas begitu saja

Raihlah cahaya, dalam setiap sujudmu

Berpeganglah teguh, pada tali iman

Agar suram menghilang, tergantikan sinar


Bersujudlah dalam waktu yang berarti

Sebuah ikatan, menggapai-Nya penuh cinta

Dalam butir-butir doa, hakikat terbuka

Hingga wajah-wajah yang suci tersenyum berbahagia


Ingatlah pesan, yang terukir dalam hati

Doa yang tepat waktu, membuka pintu langit

Jalani hidup dengan penuh kesadaran

Dalam setiap langkah, keberkahan akan menyertai


Dan ketika tiba, saat takdir berbelok

Terimalah dengan ikhlas, takdir-Nya tak salah

Bersyukurlah dalam sujud yang penuh makna

Karena cinta-Nya selalu menyertai.


Penjelasan:

Puisi di atas menggambarkan tentang pentingnya sujud, doa, dan keikhlasan dalam menjalani hidup. Puisi ini menciptakan suasana penuh spiritualitas dan ketaatan pada Sang Pencipta.


Dalam bait-bait pertama, puisi menekankan tentang indahnya waktu tersirat, di mana doa-doa suci terhampar dalam kerendahan hati yang mesra dengan waktu. Bersujud dengan tulus dan alam pun turut berbisik dalam harmoni.


Selanjutnya, puisi mengajak untuk menyucikan diri dengan wudhu, mengalirkan fitrah dan cahaya nur yang menyala-nyala dalam setiap tetesnya. Rukuk pun dilakukan dengan kerendahan hati menghadap Sang Pencipta, dan saat bersujud, dilakukan dengan khusyuk memohon dengan sejuta harapan dalam doa.


Namun, puisi juga mengingatkan tentang masa-masa suram dan kegelapan yang bisa menyelimuti kehidupan saat terlupa dalam berdoa. Namun, dengan kesadaran akan takdir-Nya, kita bisa menghadapi hikmah dalam keputusasaan, menjalani hidup dengan bijak, dan memilih jalan yang benar.


Puisi ini mengajak untuk tidak menyia-nyiakan waktu dan meraih cahaya dalam setiap sujud, berpegang teguh pada tali iman, sehingga kesuraman akan digantikan dengan sinar. Sujud yang tepat waktu membuka pintu langit dan memberikan keberkahan dalam hidup.


Terakhir, puisi mengingatkan untuk menerima takdir-Nya dengan ikhlas dan bersyukur dalam sujud yang penuh makna, karena cinta-Nya selalu menyertai. Semua pesan ini dihadirkan dalam bahasa yang indah dan penuh makna, mengajak pembaca untuk merenung dan menghadirkan keberkahan dalam hidup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menggapai Ketenangan

Keistimewaan Al-Qur'an

TPQ #ungkapan kepada sang guru TPQ