Amalan Umat Mengalahkan Iblis


 

Amalan Umat Mengalahkan Iblis


Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, di Masjidil Haram berdiri seorang iblis kusut dan letih


Terbelenggu oleh amal-amal kebaikan, yang disemai umat Rasulullah yang mulia


Dengan penuh kecintaan, Rasul bertanya mengapa derita menghampiri dirinya


Iblis pun meratap, karena amal luhur yang menyiksanya tanpa henti


Pertama, mereka bertemu dengan salam, menyebut nama Allah dalam doa


Senjata pertama yang mematikan, menundukkan iblis yang mencoba merusak suasana


Keduanya berjabat tangan, rahmat Allah turun membalas


Tak mampu mengganggu mereka, iblis terusir oleh doa-doa yang khusyuk terucap


Bismillah, doa sebelum beraktifitas, ia merasa sirna dari bisik-bisiknya


Amal luhur ini menyulitkan iblis, mempengaruhi setiap langkah yang dilakukan


"Jika Allah menghendaki," ucapkan mereka, tak tertarik oleh fitnah yang disebarkan


Iblis terpaku, tak bisa merusak rencana yang Allah kehendaki


Sehari penuh ia berusaha, menjerumuskan mereka dalam dosa


Namun malam datang, tobat merayap, ia merasa tak berdaya


Yang tak tertahankan baginya, adalah pujian mereka pada dirimu


Sholawat mengalir deras, membanjiri hati mereka, dan menghantarkannya menuju surga




Yang ketujuh, cinta pada keluargamu, meluapkan kasih yang tulus


Iblis merasa tersingkir, dihadapkan oleh cinta yang begitu murni




Maka Rasulullah bersabda pada para sahabat yang hadir


Barangsiapa mengamalkan ini, dia telah menyusutkan iblis dengan kebaikan yang luhur


Dalam setiap amal kebaikan itu, terpancarlah sinar kemuliaan


Penjelasan:

Puisi ini menggambarkan bagaimana amalan dan kebaikan umat Muslim dapat mengalahkan kejahatan dan godaan iblis. Puisi ini berpusat di sekitar perjumpaan seorang iblis yang kusut dan letih di Masjidil Haram dengan Rasulullah. Iblis tersebut meratap karena terbelenggu oleh amal-amal kebaikan yang ditanamkan oleh umat Rasulullah.

Pada awalnya, dikisahkan bahwa kecintaan Rasulullah kepada Allah mendorongnya bertanya tentang derita yang menimpa iblis. Iblis merasa tersiksa oleh amal luhur yang menyiksa dirinya tanpa henti. Namun, setelah pertemuan dan interaksi dengan umat Muslim, iblis merasakan dirinya terusir dan sulit untuk mengganggu mereka.

Puisi ini menyoroti beberapa amalan kebaikan yang membuat iblis terdesak dan tak berdaya. Pertama adalah salam dan menyebut nama Allah dalam doa, yang membuat iblis terhimpit dan tidak dapat merusak suasana. Selanjutnya, doa sebelum beraktivitas (Bismillah) membuat bisikan iblis menjadi sirna dan sulit mempengaruhi langkah-langkah yang dilakukan oleh umat

Umat Muslim juga menunjukkan keteguhan dalam menghadapi fitnah dan godaan dengan menyatakan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah, yang membuat iblis tidak dapat mengganggu rencana-Nya.

Kemudian, cinta dan kasih sayang mereka pada keluarga menciptakan perasaan hangat dan murni yang mengusir iblis. Pujian dan sholawat pada Rasulullah juga menghadirkan cahaya yang membanjiri hati dan mendorong umat menuju surga.

Puisi ini menyiratkan pesan bahwa dengan mengamalkan kebaikan dan tetap tulus dan ikhlas dalam cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, umat dapat mengurangi pengaruh iblis yang jahat dan mendapatkan rahmat-Nya. Puisi ini berfungsi sebagai pengingat dan inspirasi untuk menyebarkan kebaikan, berbagi kasih sayang, dan berusaha menuju syurga, tempat kebahagiaan yang tak tertandingi.









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menggapai Ketenangan

Keistimewaan Al-Qur'an

TPQ #ungkapan kepada sang guru TPQ